Syamsul Arifin, Gubernur Sumut ke-15 Berpulang ke Pangkuan Sang Khalik....



FMS, Medan.....Gubernur Sumatra Utara ke 15, Dato’ Seri H. Syamsul Arifin dikabarkan meninggal dunia pada 17 Oktober 2023 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) di Jakarta, sekitar pukul 12.40 WIB.

Syamsul Arifin merupakan Gubernur Sumut yang menjabat sejak 16 Juni 2008 hingga 21 Maret 2011.

Ia diberi gelar Datuk Lelawangsa Sri Hidayatullah yang berasal dari Suku Melayu. 

Syamsul Arifin juga pernah menjadi Bupati Langkat ke-8 dengan masa jabatan sejak 20 Februari 1999 hingga 16 Juni 2008 dan Penjabat Wali Kota Medan pada 16 Februari 2010 hingga 25 Juli 2010.

Ia terpilih sebagai Ketua Umum MABMI secara berturut-turut sejak 2005 hingga sekarang.

Syamsul Arifin lahir di Kota Medan, Sumatera Utara pada 25 September 1952 dari pasangan Hasan Basri atau lebih dikenal dengan Hasan Perak dan Fadlah. Hasan merupakan seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang terlibat dalam pertempuran di Pangkalan Brandan. Saat itu, Hasan berpangkat Sersan Mayor.

Syamsul menikah dengan Datin Seri Hj Fatimah Habiebie pada 26 Mei 1974 dan dikaruniai tiga orang anak, diantaranya Beby Arbiana dan Aisia Samira, serta Farid Nugraha yang telah meninggal dunia. Adiknya adalah Syah Afandin yang saat ini menjabat Pelaksana Tugas Bupati Langkat.


Berikut riwayat Pendidikan Syamsul Arifin

:- SD Negeri 8 Pangkalan Brandan (1960–1966)

-Sekolah Menengah Ekonomi Pertama Negeri Pangkalan Brandan (1966–1969)

- Sekolah Menengah Ekonomi Atas Negeri Pangkalan Brandan (1969–1972)

- D-II Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara, Medan (1975)

- Sarjana Ekonomi Universitas Amir Hamzah (lulus 1996)

- Penataran Kepemimpinan Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia Tingkat Pusat di Jawa Timur (1978)

- Penataran P4 120 Jam Tingkat I Sumatera Utara di Medan (1984)

- Diklat Manajemen Strategis Departemen Dalam Negeri di Jakarta (2001)

Syamsul memiliki sejarah panjang di bidang politik. Ia terjun dalam dunia politik ditandai bergabungnya dengan Golongan Karya hingga diberhentikan partai pada 12 Februari 2008 bersama Abdul Wahab Dalimunthe.

Alasannya diberhentikan dikarenakan ia melanggar etika partai.

Syamsul memiliki sejarah panjang di bidang politik. Ia terjun dalam dunia politik ditandai bergabungnya dengan Golongan Karya hingga diberhentikan partai pada 12 Februari 2008 bersama Abdul Wahab Dalimunthe.

Tidak sampai setahun sejak terpilihnya Syamsul sebagai Gubernur Sumatera Utara, Partai Golkar yang saat itu mengusung Ali Umri sebagai calon Gubernur Sumatera Utara merasa menyesal pernah memecat Syamsul

Pada akhirnya, Partai Golkar mengajak kembali dan merehabilitasi nama Syamsul. (HH)










sumbertribunmedancom




Post a Comment

Previous Post Next Post