FMS, Medan.....Personel Kodam I/BB Serka Holmes mengungkapkan kondisi terkini anaknya berinisial RRS (6) yang diduga korban malapraktik dokter RS Bina Kasih di Medan. Holmes menyebut anaknya telah membaik namun masih menjalani perawatan medis di suatu tempat.
"Tapi kondisinya membaik. Kemarin akibat sayatan pisau (saat operasi) itu membuat pendarahan hingga dagingnya busuk. Sekarang telah diobati dan menunggu daging baru tumbuh di areal pembusukan itu," kata Holmes kepada awak media, Kamis (27/7/2023).
Holmes mengatakan nafsu makan anaknya kini juga mulai membaik. Selain itu, Holmes mengaku jika dirinya telah diperiksa oleh pihak kepolisian atas laporannya terhadap dokter tersebut. Dalam pemeriksaan itu, Holmes turut memberikan bukti rekam medis serta lainnya.
Holmes mengatakan nafsu makan anaknya kini juga mulai membaik. Selain itu, Holmes mengaku jika dirinya telah diperiksa oleh pihak kepolisian atas laporannya terhadap dokter tersebut. Dalam pemeriksaan itu, Holmes turut memberikan bukti rekam medis serta lainnya.
Ada foto luka pertama saat melapor ke RS Bina Kasih, foto setelah dioperasi, dan kondisi anak saat ini," ujarnya.
Dia mengatakan hari ini pihaknya kembali mendatangi Polda Sumut. Sebab, ada beberapa saksi lain yang menyaksikan peristiwa itu dihadirkan untuk dimintai keterangan.
Sementara Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan penyidik telah mengagendakan untuk melakukan pemeriksaan ke seluruh pihak menyangkut persoalan tersebut. Dokter HP yang diduga melakukan malapraktik juga akan diperiksa.
"Termasuk (dokter HP)," kata Hadi Wahyudi, Selasa (25/7).
Diketahui, dugaan malapraktik itu bermula saat anak Holmes, RSS terjatuh dan mengalami patah tangan. Oleh personel Kodam I/BB itu, RSS dibawa ke RS Bina Kasih.
"Anak saya jatuh dan alami patah tulang di bagian tangan kanan, di atas siku," kata Holmes kepada awak media, Sabtu (15/7).
Setelah menjalani serangkaian perawatan, dr HP selaku dokter spesialis ortopedi di rumah sakit itu melalukan operasi. Proses operasi dilakukan pada Jumat, 19 Mei.
Operasi itu berlangsung sekitar dua jam. Lalu, dia dipanggil untuk masuk ke ruangan pemulihan pasca operasi. Dia mengaku melihat anaknya dipasang pen.
"Saya sempat tanya ke dr. HP apakah RSS akan cacat. Tapi dia bilang tidak dan RSS akan normal seperti semula," ucapnya.
Beberapa jam kemudian, dia mendapati anaknya menjerit mengeluh kesakitan di bagian alat kelamin karena dipasang keteter.
"Waktu itu kami minta agar kateternya dibuka. Perawatnya sempat tidak mau. Karena kami memaksa, akhirnya dibukalah kateternya. Kemaluan anak kami sudah bernanah akibat itu," ungkapnya.
Lalu, lanjut Holmes, RSS kembali menjerit kesakitan, kali ini di bagian tangan yang dioperasi. Dia meminta perawat membuka perban, tetapi perawat menolak.
Esok harinya, dia melihat jari anaknya mulai kaku, pucat, dan membengkak. Dia kembali melaporkan hal itu ke perawat. Kemudian perawat dan dokter yang berjaga datang untuk memeriksa.
Dia mengatakan hari ini pihaknya kembali mendatangi Polda Sumut. Sebab, ada beberapa saksi lain yang menyaksikan peristiwa itu dihadirkan untuk dimintai keterangan.
Sementara Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan penyidik telah mengagendakan untuk melakukan pemeriksaan ke seluruh pihak menyangkut persoalan tersebut. Dokter HP yang diduga melakukan malapraktik juga akan diperiksa.
"Termasuk (dokter HP)," kata Hadi Wahyudi, Selasa (25/7).
Diketahui, dugaan malapraktik itu bermula saat anak Holmes, RSS terjatuh dan mengalami patah tangan. Oleh personel Kodam I/BB itu, RSS dibawa ke RS Bina Kasih.
"Anak saya jatuh dan alami patah tulang di bagian tangan kanan, di atas siku," kata Holmes kepada awak media, Sabtu (15/7).
Setelah menjalani serangkaian perawatan, dr HP selaku dokter spesialis ortopedi di rumah sakit itu melalukan operasi. Proses operasi dilakukan pada Jumat, 19 Mei.
Operasi itu berlangsung sekitar dua jam. Lalu, dia dipanggil untuk masuk ke ruangan pemulihan pasca operasi. Dia mengaku melihat anaknya dipasang pen.
"Saya sempat tanya ke dr. HP apakah RSS akan cacat. Tapi dia bilang tidak dan RSS akan normal seperti semula," ucapnya.
Beberapa jam kemudian, dia mendapati anaknya menjerit mengeluh kesakitan di bagian alat kelamin karena dipasang keteter.
"Waktu itu kami minta agar kateternya dibuka. Perawatnya sempat tidak mau. Karena kami memaksa, akhirnya dibukalah kateternya. Kemaluan anak kami sudah bernanah akibat itu," ungkapnya.
Lalu, lanjut Holmes, RSS kembali menjerit kesakitan, kali ini di bagian tangan yang dioperasi. Dia meminta perawat membuka perban, tetapi perawat menolak.
Esok harinya, dia melihat jari anaknya mulai kaku, pucat, dan membengkak. Dia kembali melaporkan hal itu ke perawat. Kemudian perawat dan dokter yang berjaga datang untuk memeriksa.
"Perawat membuka perban dan tangan RSS dipencet sehingga mengeluarkan nanah luka dari bekas sayatan operasi yang sudah bernanah," bebernya.
"Terakhir luka anak saya jadi semakin berat sehingga mau diamputasi. Tapi kami tidak terima dan meminta pertanggungjawaban dokter sampai sekarang," tutupnya.
Berangkat dari persoalan itu, Holmes melaporkan dokter itu ke Polda Sumut. Hal itu ditandai dengan laporan nomor: STTLP/B/840/VII/2023/SPKT/Polda Sumatera Utara pada Sabtu (15/7). # ACH #
"Terakhir luka anak saya jadi semakin berat sehingga mau diamputasi. Tapi kami tidak terima dan meminta pertanggungjawaban dokter sampai sekarang," tutupnya.
Berangkat dari persoalan itu, Holmes melaporkan dokter itu ke Polda Sumut. Hal itu ditandai dengan laporan nomor: STTLP/B/840/VII/2023/SPKT/Polda Sumatera Utara pada Sabtu (15/7). # ACH #
sumberdetiksumut
Post a Comment